Kemristekdikti Tolak 10 Ribu Proposal Riset


8840165-RESEARCH-Word-collage-on-white-background-Vector-illustration-Illustration-with-different-associatio-Stock-VectorPemerintah menganggarkan dana besar bagi riset perguruan tinggi di Indonesia. Jumlahnya mencapai hampir Rp1 triliun. Dana tersebut, akan diberikan bagi 15.171 proposal yang telah lolos seleksi dari total 24.588 proposal yang masuk.Sebanyak 10.027 proposal riset tidak lolos seleksi pendanaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Puluhan ribu penelitian itu terdiri dari riset pengabdian kepada masyarakat dan riset inovasi.

Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhamad Dimyati, mengatakan ada 24.588 proposal penelitian pengabdian kepada masyarakat yang masuk seleksi pihaknya pada 2016 ini. Dari jumlah itu, sebanyak 15.171 proposal telah lolos seleksi dan akan didanai Kemenristekdikti.

“Ada 9.417 proposal riset pengabdian kepada masyarakat yang tidak lolos seleksi. Sementara itu, ada 610 penelitian dari kelompok insentif sistem inovasi nasional (Insinas) yang tidak lolos seleksi. Dari kelompok tersebut hanya ada 890 proposal riset diajukan dan hanya 280 penelitian inovasi yang lolos seleksi,” jelas Dimyati di Jakarta, Kamis (10/3/2016). Dia melanjutkan, dari data di atas ada 761 perguruan tinggi swasta (PTS) dan 106 perguruan tinggi negeri (PTN) yang proposal penelitiannya didanai oleh Kemenristekdikti. Meski demikian, persentase proposal dari PTN yang didanai jumlahnya lebih besar, yakni sebanyak 59,7 persen.

Lebih jauh Dimyati memaparkan inti program riset pada 2016 masih mengacu kepada mekanisme pertanggungjawaban riset fundamental, ipteks, dosen pemula, pascasarjana dan beberapa program lain. Hanya saja, fokus terhadap pemetaan judul puluhan ribu riset yang didanai belum fokus.“Sebagian besar judulnya masih menyebar dan belum terlalu fokus. Sebab, penyusunannya belum mengacu kepada rencana induk riset nasional yang kini sedang kami susun,” tambah dia.

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M. Nasir menyatakan menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pendanaan riset di perguruan tinggi. “Pada tahun ini, kami menganggarkan dana sebesar Rp1 triliun yang diperuntukkan bagi sebanyak 15.171 penelitian di perguruan tinggi,” katanya.

Nasir mengatakan daya saing suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan dan pendayagunaan iptek. “Namun demikian penguasaan iptek tersebut tidak boleh berdiri sendiri, tetapi harus dilandasi pula oleh mental dan perilaku yang baik dan bertanggung jawab,” ujar dia. Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menambahkan terdapat tiga komponen dalam penentuan daya saing suatu bangsa, yakni tenaga kerja yang terampil, investasi dan riset. Selama ini, riset yang dilakukan oleh anak bangsa telah menghasilkan produk yang bisa diukur dan tidak bisa diukur. Hasil riset yang tidak bisa diukur yakni berupa pengetahuan, keterampilan dan pengalaman para peneliti dan lembaga-lembaga riset, serta perguruan tinggi.

Sementara yang bersifat bisa diukur yakni peningkatan jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional dan jurnal internasional atau jurnal bereputasi internasional, peningkatan jumlah perolehan Kekayaan Intelektual (KI), serta peningkatan sinergi dalam penyelenggaraan riset-riset Nasional.

“Kami mendorong riset-riset yang dilakukan dihilirisasi. Banyak sekali riset yang sesungguhnya bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Sumber : http://www.kopertis12.or.id/


Leave a Reply