Sekilas Model Teaching Industry Politeknik Negeri Jakarta


Model TeachingModel Teaching Industry yang dikembangkan oleh PNJ (Model 3) berawal pada tahun 2005 ketika program Bidang Kerjasama dan Hubungan Industri PNJ, yaitu “Link and Match dengan Industri“, menghasilkan sebuah kerjasama dengan PT. Holcim Indonesia Tbk dalam bentuk penyelenggaran pendidikan vokasi program khusus (kelas kerjasama) „Rekayasa Industri Semen“ untuk jenjang D3 (Diploma 3), dimana pada saat itu Holcim sedang membutuhkan SDM yang terampil di bidang Rekayasa Industri Semen. Kelas kerjasama tersebut diselenggarakan di Plant Narogong (Cibinong) milik PT. Holcim Indonesia Tbk. dan pelaksanaannya dikelola secara bersama-sama oleh PNJ dan Holcim. Mahasiswanya berjumlah 24 orang per kelas dan hanya menerima 1 (satu) kelas per angkatan (setiap tahunnya). Mereka disediakan ruang kelas khusus dan prakteknya langsung di Plant / pabrik. Kurikulum dikembangkan secara bersama- sama oleh kedua belah pihak dengan mengacu kepada kurikulum PNJ untuk Program Studi terkait, yaitu Program Studi Teknik Mesin, dan dikombinasikan dengan muatan lokal (maksimum 20 %) yang disesuaikan dengan kebutuhan rekayasa industri semen.

Bentuk kerjasama seperti ini dapat dikategorikan sebagai salah satu model teaching industry yang oleh PNJ dinamakan „Industry based Vocational Education System” (IVE-PNJ System). Karakteristik dan keuntungan dari IVE-PNJ System ini adalah:

  • Menyelenggarakan pendidikan vokasi melalui kerjasama dengan industri/perusahaan (kelas kerjasama), dimana pengelolaan dan pelaksanaan PBM-nya dilakukan secara bersama-sama oleh PNJ dan Perusahaan Mitra Kerjasama. Dengan demikian akan terjalin resources and facilities sharing yang akan menjamin kualitas lulusannya.
  • Kurikulum dikembangkan bersama-sama oleh PNJ dan Perusahaan Mitra Kerjasama sehingga akan menjamin keterpaduan dan relevansi antara keterampilan (kompetensi) lulusannya dengan industri tersebut.
  • Semua biaya penyelenggaraan program ditanggung oleh pihak industri (perusahaan mitra kerjasama). Pada umumnya menggunakan dana CSR perusahaan. Hal ini menunjukan kepedulian industri/perusahaan terhadap masyarakat di lingkungan sekitarnya.
  • Mahasiswanya diberi beasiswa oleh perusahaan mitra kerjasama yang mencakup biaya pendidikan (tidak perlu membayar uang kuliah) dan uang saku bulanan. Program seperti ini banyak diminati oleh masyarakat dan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu.
  • Lulusannya langsung diterima bekerja di perusahaan tersebut atau boleh bekerja dimana saja (tidak mengikat). Program ini sangat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran.

 

Baca sekilas memang sulit jika harus mengimplementasikan model yang menurut saya “vokasi banget” dibandingkan dengan prodi yang student bodynya untuk setiap angkatan cukup besar. Cita – cinta pendikan vokasi yang beneran vokasi dan ideal memang seharusnya didorong oleh keinginan bersama dari civitas akademika dengan dorongan seorang leader yang mumpuni secara keilmuan dan pengalaman. Politeknik VEDC Malang pernah jadi bagian dari studi banding Poltek dulu (FIT Sekarang), dan apa yang dilakukan oleh politeknik UNJ juga dilakukan oleh Politeknik VEDC Malang. S-1 Kedokteran Unpad juga melakan hal yang serupa khususnya untuk pengembangan kurikulum, lagi – lagi semua tidak dilakukan sekejap mata, perencanaan yang panjang dan FOKUS…. semoga bermanfaat, paling tidak membuka mata kalo cuma niat gak implementasi yang sudah dicatat niat baiknya. cuma kan sayang kalo cuma niat aja hahahha. Selamat berkarya di institusi masing – masing paling tidak mengajak ke sesuatu yang baik yang gak baikmah jagan ngajak-ngajak lah, piss ah. Semoga tetap bisa datang pagi dan semangat pulang sore, semoga bermanfaat 🙂

Sumber : 

http://dikti.go.id/blog/2014/02/10/model-teaching-industri-politeknik-negeri-jakarta-industry-based-vocational-education-system-ive-pnj-system/


Leave a Reply